Pages

8.2.10

.02.

Wadooowww....da lama ga update2 blog karena lagi banyak urusan *sok kesibukan mode on* KANGENNNN oiii... Nah, kali ini saya mo ngomongin mengenai kemiskinan yang masih rancu ukurannya, masyarakat yang miskin tuh yang seperti apa. Tapi kita artikan secara general saja yaitu yang hidupnya serba kekurangan dan untuk makan saja susah. Kenapa saya ingin sekali share atau menulis ini karena akhir-akhir ini banyak berita yang berkaitan dengan itu. Dampaknya yang sudah sangat memprihatinkan.

Fenomena yang terjadi di kehidupan kita saat ini adalah yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertamah miskin. Bisa kita lihat dari keadaan sehari-hari yang katanya angka kemiskinan bertambah akan tetapi kenapa mobil-mobil bagus juga bertambah banyak?? Memang mobil bukan ukuran sepenuhnya tapi setidaknya bisa menjadi patokan juga.

Kita sebagai manusia tidak akan pernah tau kalau kita dilahirkan dari orang tua yang miskin atau seorang milyuner, Itu semua adalah takdir. Akan tetapi itu bukan nasib kita, karena nasib bisa diubah dengan bekerja, belajar dan berdoa.

Anak-anak dan kemiskinan adalah dua hal yang saling berkaitan. Akibat kemiskinan banyak anak-anak yang menjadi korban. Mereka kelaparan, hidup tidak layak, perdagangan anak, kekerasan pada anak, bahkan kematian pada anak, dan masih banyak kasus lain. Sering bukan kita mendengar berita yang seperti itu??

Sebuah rantai yang tidak pernah putus dikehidupan ini ketika kemiskinan masih belum diatasi dengan baik. Memang semua kehidupan itu harus balance ada yang kaya dan yang miskin. Apa jadinya kalo semua orang sudah banyak uang, tentu mereka tidak mau bekerja lagi karena uangnya sudah banyak. Akan tetapi paling tidak bisa sejahtera cukup makan, pendidikan dan kebutuhan lain sehingga angka kemiskinan bisa terpenuhi.

Banyak kasus yang terjadi mungkin juga di sekitar kita tidak hanya yang beruntung telah terekspos oleh media. Pernahkah kita ingat kasus Pak Supriyono seorang pemulung yang terlambat membawa anaknya ke dokter karena tidak punya uang? Dan akhirnya anaknya meninggal atau kasus kekurangan gizi, busung lapar dan kelaparan. Dan yang terbaru adalah si orang tua yang tega membunuh anaknya dan menelantarkan anaknya akibat kemiskinan. Hmm Ironi..

Tidak hanya peranan pemerintah saja dalam menentaskan ini, kita sebagai masyarakat juga ikut berperan. Dari lingkungan terdekat saja, keluarga kita, saudara atau tetangga kita. Seperti kasus ibu yang menelantarkan anaknya yang sekarang marak. Akibat kemiskinan mereka melakukan itu. Paling tidak kita bisa lebih aware lagi apabila tetangga kita tidak mampu. Kita bisa membantu melalui swadaya masyarakat yang ada di sekitar itu. Apakah kasus ini banyak terjadi karena rasa ketidakpedulian yang begitu tinggi??

Anak-anak yang menjadi korban, apakah harus disalahkan orang tua?? Mana ada manusia yang tidak ingin hidupnya lebih baik akan tetapi apa daya kalau tidak punya kemampuan, tidak ada lapangan pekerjaan sedangkan kita semua butuh hidup, butuh makan, butuh survive. Mungkin sang orang tua juga sudah berbuat seperti itu berjuang untuk anak-anaknya akan tetapi tidak berjalan dengan semestinya dan kemudian dan lagi-lagi korbannya adalah anak-anak. Semua kehidupan ini memang mata rantai yang tidak akan pernah putus sampai akhir nafas.

Semua hal bisa berjalan dengan baik asal niat kita juga baik bersama-sama lebih aware terhadap lingkungan terutama yang terdekat agar kasus-kasus seperti ini semakin berkurang.